Algoritma Hash SHA

Jika Anda sudah paham mengenai hash algorithm, saatnya Anda mengetahui bagaimana cara kerja hash algorithm SHA pada sertifikat SSL/TLS.

Sudah menjadi informasi umum jika SSL/TLS menggunakan SHA (Security Hashing Algorithm) sebagai algorithm hash sertifikat. Karena dapat dengan pada cipher suite untuk membangung koneksi aman pada SSL/TLS. Algorithm hash SHA yang digunakan sampai sekarang ini ada dua, yaitu SHA-1 dan SHA-2.

Keduanya merupakan algorithm hash dengan konstruksi yang berbeda (dilihat dari hasil hash yang dibuat dari data asli) dan panjang bit dari digital signature. Anda boleh berpikir jika SHA-2 merupakan penerus dari SHA-1 karena kekurangan yang telah diimprovisasi. SHA-1 dikembangkan oleh pemerintahan Amerika dan lebih dekat ke MD5. Menciptakan penjelesan, 160-bit (20 byte) hash value  yang direpresentasikan oleh 40 digit panjang hexadecimal string. SHA-2 diciptakan oleh NSA dan termasuk keluarga algoritma, 6 perbedaan fungsi hash yang dihasilkan dari variasi ukuran; 224, 256, 384, 512 (bit).

Utamanya, orang-orang lebih memperhatikan pada panjang bit sebagai perbedaan yang penting. SHA-1 merupakan hash dengan 160 bit dan SHA-2 merupakan keluarga hash yang memiliki variasi panjang bit dengan yang paling terkenal adalah 256 bit. Namun, banyaknya variasi SHA-2 ini sering menyebabkan kebingungan.

Apabila Anda menjumpai SHA-2, SHA-256, atau SHA-256 bit, mereka merupakan nama SHA yang sama. Apabila Anda menjumpai SHA-224, SHA-384, SHA-512, mereka merupaka alternatif panjang bit SHA-2.

Bagaimana dengan Full SHA-2?

Ini merupakan algoritma yang sering djumpai pada SSL/TLS juga. Mengacu pada hash algorithm yang menggunakan root dan intermediate ada chain sertifikat. Singkatnya, setiap sistem operasi memiliki sebuah grup seluruh sertifikat Root CA yang tersimpan. Agar sertifikat SSL/TLS dapat dipercaya, sistem tersebut mesti bisa terhubung dengan salah satu root. Seluruh pengguna sebenarnya disarankan untuk menggunakan SHA-2, namun mengingat mereka telah terpasang dimana-mana dan sudah lama, sertifikat intermediate mereka mungkin masih menggunakan SHA-1 bagaimanapun juga. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena hal ini tidak dianggap sebagai ancaman keamanan besar sebab private key yang ditanam telah diamankan dengan baik.

SHA-2 adalah algorithm hash yang masih eksis sampai sekarang sejak tidak berlakunya SHA-1 pada 2016. Jika Anda memerlukan SHA-2, Anda bisa menghubungi pihak CA untuk mendapatkannya.

  • hash algorithm, sha, sha-1, sha-2
  • 1 Utenti hanno trovato utile questa risposta
Hai trovato utile questa risposta?

Articoli Correlati

Algoritma Kriptografi Enkripsi

Kita sudah mengenal dua jenis enkripsi; simetris dan asimetris. Namun, apakah algoritma...

Apa itu Sertifikat SSL/TLS?

Istilah SSL dan TLS memiliki arti berbeda namun dengan tujuan fungsi sama sebagai keamanan...

Bagaimana Cara untuk Mengetahui Website yang Menggunakan Sertifikat SSL/TLS?

Saat sebuah browser melakukan koneksi terhadap website yang sudah dipasang sertifikat, browser...

Certificate Revocation List (CRL)

Certificate Revocation List (CRL) merupakan kumpulan daftar sertifikat digital yang sudah dicabut...

Certificate Signing Request (CSR)

CSR singkatan dari Certificate Signing Request merupakan sertifikat berupa blok teks...