Utamanya kerja sertifikat SSL/TLS adalah proses enkrip dan dekrip suatu informasi yang diterima di antara server atau browser.
Apakah enkrip dan dekrip hanya sekadar proses pemecahan dan penyatuan informasi?
Enkripsi merupakan praktek penyandian informasi menggunakan kriptografi sedemikian rupa sehingga informasi hanya bisa dibaca dengan kunci asli yang koresponden. Data yang terenkripsi biasanya menjadi chipertext yang sulit dibaca dan hanya pengirimnya saja mengetahui informasi tersebut. Semakin banyak komponen algoritma enkripsi, maka semakin sulit untuk diintip. Chiper atau enkripsi yang kompleks bekerja sesuai algoritma komputer canggih yang mengatur bit dalam sinyal digital.
Dan untuk mendekripnya atau menyatukan kembali informasi yang terenkripsi dari browser, dibutuhkan sebuah kunci koresponden yang dimiliki oleh penerima informasi. Bagaimana Enkripsi Dan Dekripsi bekerja?
Mari kita ambil contoh dari sebuah halaman buku Caesar yaitu shift cipher, yang mana proses enkripsi akan menggunakan cipher yang sederhana. Coba enkrip sebuah kalimat menggunakan mono-alphabetic yang sederhananya menggantikan setiap potongan huruf dalam kalimat dengan baris huruf ketiga di depannya.
Perhatikan terhadap konsepnya. Kalimat berikut ini merupakan plaintext – tidak berformat – tidak disandi yang akan diaplikasi algoritma dan diubah menjadi ciphertext:
Plaintext: Pusatssl indonesia
Menjadi
Ciphertext: Sxvdwvvolqgrqhvld
Chipertext yang berisikan informasi terenkrip biasanya ditransmisi tanpa spasi maupun tanda baca lainnya untuk menghindari error dan batasan kata yang tersembunyi. Atau kita balikan algoritma tersebut untuk mendekrip ciphertext menjadi plaintext sehingga dapat terbaca. Tentunya, cipher yang kami gunakan dalam enkripsi digital adalah yang lebih kompleks, ini semua hanya sebagai gambaran umum untuk mengetahui konsep enkripsi dan dekripsi.