Saat peristiwa kritikal terjadi sehingga menjadikan keadaan kritis–misal pandemi Covid 19 yang sedang menyerang saat ini, konsep ‘berbisnis-seperti-biasa’ mulai keluar dari jalur dan tidak berlaku lagi. Salah satu alasan kuat karenanya adalah adanya pembatasan kontak, yang bisa mengecewakan tim kerja tertentu yang sudah terbiasa berkumpul  bersama, bekerja secara kolaborasi dan membagikan idenya. Namun, itu bukan berarti akhir dari kerja kolaborasi.

Banyak alat dan proses Develop Operations yang sudah dibangun dengan mempertimbangkan tim desantralisasi. Kreator sistem dan alat telah bekerja dalam tim yang berbeda sendiri, mengenali masalah, dan menulis sistemnya untuk mendukung pengembang jarak jauh sebisa mungkin. Akan tetapi, selain alat DevOps, sistem kolaborasi juga lah penting. Layanan webcam (seperti Skype dan Zoom) yang memungkinkan untuk berkumpul secara online dan bertukar pendapat. Email, pengirim pesan, dan seluruh sistem kerja yang memainkan perannya masing-masing dengan baik, namun harus digunakan secara benar.

Saat anggota tim berpencar di masing-masing rumah seperti akibat dari pandemi Covid 19, mereka perlu mematuhi beberapa petunjuk dasar:

  • Jangan mengirimkan pesan hanya kepada satu orang (one-to-one messaging) yang mana memungkinkan terjadinya miskomunikasi antar anggota.
  • Pastikan seluruh anggota bisa berbicara dan mendengar selama konfrensi (ketersediaan perangkat yang bagus).
  • Dokumentasi dan simpan seluruh ide maupun kesimpulan setelah setiap sesi berakhir.

Pemimpin tim remote development harus fokus terhadap kesehatan mental kedua pihak, diri mereka sendiri dan anggota timnya. Pastikan anggota tim memiliki jumlah yang cukup untuk melakukan kegiatan rumahan–bermain permainan, menikmati acara Televisi, memeriksa keadaan keluarga atau aktivitas lainnya yang bisa menjauhkannya dari meja kerja (di luar jam bisnis).

Ini mengartikan bahawa manajer tim akan bekerja keras, karena  40 jam salam seminggu tidak berlaku lagi sebagai kondisi aktivitas yang produktif. Memeriksa anggota tim setiap saat, apabila mereka tidak mencapai target, tanya lah kenapa. Apakah karena mereka sakit? Apakah mereka sedang mengurus kerabat yang sedang sakit? Apakah mereka terkena demam kabin? Jika sekiranya mereka menemukan masalah, sangat lah penting bagi seorang manajer tim untuk melakukan apa yang mereka bisa lakuka untuk membantu anggota tim.

Tidak ada alasan mengapa proses development operations harus berhenti di tengah jalan saat keadaan genting menjebak. Dan itu juga berarti pemimpin anggota tim harus fokus untuk menjaga praktek kerja agar terkendali, meramut tenaga kerja yang bermasalah, dan berpikir lebih hati-hati terhadap tuntun yang diberikan kepada masing-masing individu/anggota.

 

Sumber:

https://searchapparchitecture.techtarget.com/photostory/252482408/5-best-practices-for-remote-development-teams/2/Focus-on-DevOps-processes-when-developers-are-remote?track=NL-1841&ad=934025&src=934025&asrc=EM_NLN_127508436&utm_medium=EM&utm_source=NLN&utm_campaign=20200511_Puppet%20Labs%20talks%20future%20plans;%20VMware%20Tanzu%20hits%20public%20beta

super
super

Would you like to share your thoughts?

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 − 5 =